Prediksi Banjir Lahar Dingin pada Lereng Merapi menggunakan Data Curah Hujan dari Satelit

Banjir lahar dingin merupakan sekumpulan yang dimuntahkan oleh gunung berapi dan sampai ke permukaan lebih rendah dengan bantuan atau dorongan dari air hujan. Akibatnya, hujan membawa serta material-material vulkanik ini akan menerjang lahan berada di bawahnya ataupun pemukiman penduduk banyaknya kerusakan atapun dampak-dampak lain dihasilkan banjir ini. Faktor menyebabkan adalah intensitas curah (mm/jam) akumulasi (mm/7hari). Terjadinya dapat dideteksi beberapa alat salah satunya Geofon. Alat sering rusak hanyut karena dipasang ditempatkan pada tanah disetiap stasiun sungai, saat terjadinya hingga maka tersebut tidak mengirimkan informasi getaran. Oleh itu penelitian buat sebuah sistem untuk membantu sensor Geofon dalam memprediksi kawasan Lereng Merapi. Sistem mengeluarkan status getaran terdiri 4 kelas yaitu rendah, sedang, tinggi terjadi memperhitungkan atribut satelit menggunakan metode K-NN (K-Nearest Neighbor). Pemilihan nilai K algoritma menjadi hal penting mempengaruhi kinerja prediksi lahar, perlu diketahui berapa tingkat akurasinya. Metode 10-Fold Cross Validation Uji Akurasi digunakan mengetahui Optimal tiap lokasi Gendol, Putih 1 2. Berdasarkan hasil pengujian didapat Gendol 3-NN akurasi rata-rata 72.307% 81.429%, 2 1-NN 86.955%. Data data 1-Fold 92.31%, 8-Fold 95.24%, 91.3%.